Notification texts go here Contact Us Buy Now!

Ternyata Seperti Ini Pakaian Penghulu di Minangkabau

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

Penghulu atau pangulu digunakan dalam susunan struktur pemerintahan Nagari di wilayah Minangkabau, di mana seorang penghulu juga merupakan pemangku adat dan bergelar Datuak, selanjutnya dalam susunan sebuah nagari terdapat struktur kekuasaan, yang dimulai dari Panghulu, Malin, Manti dan Dubalang. Selanjutnya dari struktur tersebut, kemudian disatukan dengan istilah Urang Ampek Jinih, empat orang dengan fungsi masing-masing.

Pakaian lengkap kebesaran pangulu ada delapan macam. Setiap pakaian mengandung makna tersendiri yang mendalam.

Daftar Isi

Deta

Terdiri dari deta saluak dan deta bakaruik adalah sebuah penutup kepala yang terbuat dari kain hitam biasa yang dililitkan sedemikian rupa sehingga memiliki banyak kerutan. Kerutan pada deta melambangkan bahwa sebagai seorang tetua, saat akan memutuskan sesuatu hendaknya terlebih dahulu ia dapat mengerutkan dahinya untuk mempertimbangkan segala baik dan buruk setiap keputusannya itu.

Baju

Baju penghulu umumnya berwarna hitam. Baju ini dibuat dari kain beludru. Warna hitamnya melambangkan tentang arti kepemimpinan. Segala puji dan umpat haru dapat diredam seperti halnya warna hitam yang tak akan berubah meski warna lain menodainya.

Celana

Celana penghulu yang juga berwarna hitam. Celana ini memiliki ukuran yang besar pada bagian betis dan paha. Ukuran tersebut melambangkan bahwa seorang pemimpin adat harus berjiwa besar dalam melaksanakan tugas dan mengambil keputusan.

Sasampiang

Sasampiang adalah selendang merah berhias benang makau warna warni yang dikenakan di bahu pemakainya. Warna merah selendang melambangkan keberanian, sementara hiasan benang makau melambangkan ilmu dan kearifan.

Cawek

Cawek atau ikat pinggang berbahan kain sutra yang dikenakan untuk menguatkan ikan celana sarawa yang longgar. Kain sutra pada cawek melambangkan bahwa seorang penghulu harus cakap dan lembut dalam memimpin serta sanggup mengikat jalinan persaudaraan antar masyarakat yang dipimpinnya. Cawek atau ikat pinggang melambangkan kekukuhan ikatan atau pegangan dalam menyatukan anak kemenakan, warga pasukuan, baik yang jauh maupun yang dekat.

Sandang

Sandang adalah kain merah yang diikatkan dipinggang sebagai pelengkap pakaian adat Sumatera Barat. Kain merah ini berbentuk segi empat, melambangkan bahwa seorang penghulu harus tunduk pada hukum adat.

Salempang, kain sandang atau kain salendang yang digantungkan di bahu melambangkan kemampuan memikul tanggung jawab yang di pikulkan kepadanya, salempang, kain sandang, kain salendang.

Keris

Keris diselipkan di pinggang, sementara tungkek atau tongkat digunakan untuk petunjuk jalan. Kedua kelengkapan ini adalah simbol bahwa kepemimpinan merupakan amanah dan tanggung jawab besar.

Tongkat

Adalah dari kayu yang kuat dan lurus, Tongkat kayu ini lurus dan kuat, berkepala perak. Melambangkan bahwasanya pangulu mampu menopang dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal itu juga menunjukan bahwa pangulu akan menopang adat, pusako dan anak kemenakannya.

Foto: Pustaka Digital Belanda

Posting Komentar

Oops!
Koneksi internet terputus.