Hal yang sangat mendasar dalam tata bahasa Minangkabau khas Sungai Pagu adalah huruf “H” tidak lazim digunakan, semua kata yang berasal dari bahasa Indonesia yang menggunakan hurup “H“ tidak dibunyikan. Sedangkan huruf “R“ berubah bunyi menjadi “Gh” (Ghain… berasal dari huruf Arab), dan khusus di Nagari Koto Baru menjadi ”Au” (Wau… berasal dari huruf Arab).
Kata dasar untuk kata ganti orang :
(1). Orang pertama tunggal, seperti: Saya, Aku, Beta menjadi Wakden.
(2). Orang kedua tunggal, seperti : Kau, Kamu, Anda menjadi Waang, Ang (laki-laki), Kau (perempuan).
(3). Orang ketiga tunggal, seperti: Dia menjadi Ino
(4). Orang ketiga jamak, seperti: Mereka menjadi Inomokali.
Kata dasar dalam bahasa Indonesia akan berubah bunyi pada suku kata awal atau akhir, yakni : Kata yang berawal dengan bunyi suku kata, Se, Be, Ke, Le, Pe berubah menjadi, Sa, Ba, Ka, La, Pa, seperti sebab=sabab, sejak=sajak, beban=baban, berat=barek, kepala=kapalo, lekang=lakang, pecah=pacah dll.
Kata-kata yang berakhir dengan bunyi suku kata “As ”, berubah bunyi menjadi “E”, seperti: beras=baghe, pedas=pade, lekas=lake dll.
Kata akhir “Us”, berubah bunyi menjadi “Ui”, seperti: putus=putui, kurus=kurui, lurus=lurui dll.
Kata akhir “Uh/ Ih”, berubah bunyi menjadi “Ua/ Ia”, seperti: buluh=bulua, suruh=surua, Sirih=siria, lebih=labia dll.
Kata akhir “Ung/ Ing”, berubah bunyi menjadi “Uang/ Iang”, seperti: Burung =buruang, punggung=pungguang, kambing=kambiang, jinjing=jinjiang dll.
Kata akhir “At”, berubah bunyi menjadi “Ek”, seperti: pekat=pakek, sekat=sakek, lekat=lakek dll.Kata akhir “Ar ”, berubah bunyi menjadi “Gh”, seperti: bakar=bakagh, Bandar=bandagh, ular=ulagh dll.
Kata akhir “ It ”, berubah bunyi menjadi “Ik”, seperti: sakit=sakik, sulit=sulik, sempit=sampik dll.
Kata akhir “Ut” berubah bunyi menjadi “Uik”, seperti: kusut=kusuik, takut=takuik, susut=susuik dll. Kata akhir “A”, berubah bunyi menjadi “O”, seperti: berapa=barapo, siapa=siapo, kemana=kemano, kepala=kapalo, kuda=kudo, garuda=garudo dll.
Kata dasar dalam bahasa Indonesia tanpa ada perubahan bunyi baik pengucapan maupun penulisannya pada semua suku kata, yaitu:
(1).Kata benda (noun) biasa dipakai, seperti : baju, paku, tandu, badan dll.
(2). Kata kerja (verb), seperti : makan, minum dll.
(3). Kata sifat (ajectif), seperti: mati dll.
(4). Kata angka (numeralia), seperti: delapan, sembilan.
(5).Kata keadaan, seperti: siang, malam, pagi dll.
Kata dasar asli dalam bahasa Minangkabau khas Sungai Pagu yang digunakan sehari-hari dan tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Sebagai contoh, yaitu:
(1). Kata sifat, seperti: Gatie=rendah, Tonjang=tinggi, Gapuak=gemuk, Mangkiang=kurus, Kamek=cantik/ manis, Celek= mata picek, Pengka=pincang, Abok=demam, Galak=ketawa, Pancilok=pemaling, Cegak=sembuh, Sege=sehat, Pudu=mati, Cinok=kecil sekali, Lasi=jera, Balambin=jatuh, Damuik=pendiam, Gano=diam, Nanit=berputar kencang, Uju=sombong, Babegu=seram/ angker, Lobo=rakus, Bolieng=gundul, Madu-madu=mencret, Sanam=biru, Pajam=hilang, Bagincik=sempit, dll.
(2). Kata Kerja, seperti: Tenok=keker, Utek=akurat,Tagit=ketawa terkekeh-kekeh, Togit=berdiri diam, Lengong=dengar, Upa=cium, Cibuak=intip, Kubik=panggil, Codie=tanda, Mantiko=tanda jelek, dll.
(3). Kata benda, seperti: Kuneren=kelereng, Nayang=daun kelapa kering, codang=rakit batang pisang, Tengkelek=sandal kayu, Tingkok=jendela, Kaceo=tabungan, Piti=uang, Sigi=lampu, dll.
(4). Kata Numeralia, seperti: Incai=satu, Ganok=banyak, Ore=garis/ batas, Likik=lebih/ menang, Suntagh=sama dll.
Panggilan pengganti orang yang di gunakan sehari- hari: Amak = orang tua perempuan, Apak = orang tua laki-laki, Pak Ayek = kakek, Ayek = nenek, Angku = kakak laki-laki ibu, Anduang = istri kakak laki-laki ibu, Mamak = adik laki-laki ibu, Mintuo = istri adik laki-laki ibu atau orang tua istri atau suami (mertua), Mak Uwo = kakak perempuan ibu/ bapak, Pak Uwo = suami kakak perempuan ibu/ bapak, Iciak = adik perempuan ibu/ bapak, Pak Osu = suami adik perempuan ibu/ bapak, Uda = kakak laki-laki, Uni = kakak perempuan. Panggilan sayang kepada anak laki-laki Buyuang dan anak perempuan Upik.
Demikian semoga bermanfaat untuk diketahui dan menjadi jati diri dan kebanggaraan kita sebagai orang Sungai Pagu. HH.10-07
Foto: Dokumen Pribadi
Oleh: Ir.Hasmurdi Hasan